Laman

Kamis, 13 Mei 2010

Bisnis Kargo Udara Makin Berkembang Sesuai Dengan ISO 90012008 dan IOSA

Tugas Mandiri Manajemen Mutu

EMMA TRIWAHYUNI
234109057
S1 MTU BANDARA


Bisnis Kargo Udara Makin Berkembang Sesuai Dengan ISO 90012008 dan IOSA

Dampak krisis ekonomi sejak November 2008 tidak signifikan. Bahkan Garuda menambah armada baru dan siap berekspansi ke luar negeri. Tahun ini perkembangan bisnis kargo di tanah air makin membaik. Bisnis kargo udara merupakan salah satu bagian pengembangan ekonomi penting di negara kepulauan seperti Indonesia. Pasar kargo domestik tumbuh 14% pada 2008 dibanding tahun sebelumnya. Kemudian krisis global tahun lalu sempat menurunkan pasar domestik 7%.

Namun Data Kementerian Perhubungan menunjukkan, volume kargo udara domestik dan luar negeri sepanjang 2009 mencapai 438.113 ton, naik 15% lebih daripada 2008. Lalu, muatan yang diterbangkan ke luar negeri selama 2009 naik 9,48% menjadi 46.485 ton. Gabungan Forwarder, Logistik, dan Ekspedisi (Gafeksi) memperkirakan pasar kargo udara tahun ini akan lebih bergairah, karena membaiknya perekonomian global. "Indikasinya sudah tampak sejak awal 2010," kata Arman Yahya, Ketua Gafeksi Bandara Soekarno-Hatta.

Hingga kmi Garuda tetap memimpin pasar kargo udara domestik dengan penguasaan sebesar 45% (sumber data Angkasa Pura). Menurut Singgih Prawatyo, Senior Manager Marketing Business Development Garuda Indonesia, kini pelanggan Cargo Garuda Indonesia dapat memilih variasi produk-produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya. Go Product terdiri atas delapan macam produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yaitu GO Priority Speed, GO Priority heavy, GO Synergy, GO Select, GO General, GO Baggage, GO xpress dan GO Link.

Salah satu kekuatan produk Cargo Garuda Indonesia adalah jaringan yang baik dan luas, untuk domestik maupun internasional. Garuda telah bekerjasama dengan Korean Air, Malaysian Air dan China Airline. Di pasar intemasional Garuda menempati posisi kedua setelah Singapore Airline untuk pengiriman kargo dari dan ke Indonesia.

Kini pasar Asia Pasifik memang tumbuh positif. Potensi pasar luar negeri adalah pengiriman dengan tujuan Amerika, Korea, Hongkong dan Jepang. Mengembangkan pasar internasional, Garuda akan bekerja sama dengan GSSA (General Sales Service Agen) di China, Korea, Malaysia, Singapore, Australia, Eropa dan lain-lain.

Dalam mengantisipasi lonjakan muatan kargo dan meningkatkan ekspansi layanan kargo di Asia Tenggara, tahun ini Garuda akan mengonversi dua unit Boeing 737-400 dari pesawat penumpang menjadi pesawat khusus kargo, atau mengkombinasikan penumpang dan kargo. Dengan penambahan armada ini Garuda siap melebarkan pasar ke luar negeri, terutama di kawasan Asia Tenggara yang selama ini dikuasai Singapore Airlines dan Cathay Pacific. "Kami akan mencoba membawa kargo besar yang biasa mereka bawa," ujar Handi Syarif, Vice President Cargo Garuda Indonesia dalam Family Gathering 61st Garuda Indonesia Anniversary di Ancol, Jakarta Utara, Februari lalu.

Lebih jauh Garuda berani mematok target pendapatan dari kargo domestik dan internasional US$150 juta pada 2010 atau naik 25% dibanding tahun lalu. Patokan itu sesuai dengan penambahan jumlah pesawat berbadan lebar dan penambahan dua unit pesawat khusus kargo tahun ini. Maklum saja, volume kargo selama Januari 2010 naik signifikan hingga 70% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Tentunya, dengan armada baru ini, komitmen manajemen memberikan layanan terbaik tentu dapat dirasakan pelanggan tidak terkecuali kargo. Tambahan armada berdampak dengan semakin banyak space yang dapat ditawarkan kepada masyarakat, sehingga akan memudahkan pelanggan dalam memilih produk dan pelayanan.

Di samping produk-produk yang beragam, standarisasi merupakan salah satu perhatian utama guna menjamin keamanan, keselamatan dan kepuasan pelanggan. ISO 90012008 dan IOSA (IATA Operation Safety Audit) adalah standar intenasional yang diadopsi Cargo Garuda Indonesia. "Seiring rencana pengembangan ke depan, beberapa standarisasi internasional menjadi program kami pada tahun ini, baik dari pergudangan maupun sistem pendukungnya," ujar Singgih.

Standar manajemen mutu ISO berdampak positif terhadap kualitas pelayanan yang semakin baik dirasakan pelanggan. Ini akan mempertajam daya saing kargo Garuda. Pemantauan kualitas pelayanan kargo dilakukan pada semini titik layanan dan terus menerus. Melalui sistem manajemen yang berstandar internasional, kinerja keuangan kargo juga meningkat dengan kontribusi pemasukan sekitar 14% dari pendapatan Garuda.


Kesimpulan

Di pasar intemasional Garuda menempati posisi kedua setelah Singapore Airline untuk pengiriman kargo dari dan ke Indonesia. Dalam mengantisipasi lonjakan muatan kargo dan meningkatkan ekspansi layanan kargo di Asia Tenggara, tahun ini Garuda akan mengonversi dua unit Boeing 737-400 dari pesawat penumpang menjadi pesawat khusus kargo, atau mengkombinasikan penumpang dan kargo. Dengan penambahan armada ini Garuda siap melebarkan pasar ke luar negeri, terutama di kawasan Asia Tenggara yang selama ini dikuasai Singapore Airlines dan Cathay Pacific. Lebih jauh Garuda berani mematok target pendapatan dari kargo domestik dan internasional US$150 juta pada 2010 atau naik 25% dibanding tahun lalu. ISO 90012008 dan IOSA (IATA Operation Safety Audit) adalah standar intenasional yang diadopsi Cargo Garuda Indonesia. Beberapa standarisasi internasional menjadi program perencanaan Cargo Garuda baik dari pergudangan maupun sistem pendukungnya.


Sumber : http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Ln6Pk-I9TjIJ:bataviase.co.id/node/142442+iso+kargo+udara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar