Laman

Kamis, 13 Mei 2010

Bisnis Kargo Udara Makin Berkembang Sesuai Dengan ISO 90012008 dan IOSA

Tugas Mandiri Manajemen Mutu

EMMA TRIWAHYUNI
234109057
S1 MTU BANDARA


Bisnis Kargo Udara Makin Berkembang Sesuai Dengan ISO 90012008 dan IOSA

Dampak krisis ekonomi sejak November 2008 tidak signifikan. Bahkan Garuda menambah armada baru dan siap berekspansi ke luar negeri. Tahun ini perkembangan bisnis kargo di tanah air makin membaik. Bisnis kargo udara merupakan salah satu bagian pengembangan ekonomi penting di negara kepulauan seperti Indonesia. Pasar kargo domestik tumbuh 14% pada 2008 dibanding tahun sebelumnya. Kemudian krisis global tahun lalu sempat menurunkan pasar domestik 7%.

Namun Data Kementerian Perhubungan menunjukkan, volume kargo udara domestik dan luar negeri sepanjang 2009 mencapai 438.113 ton, naik 15% lebih daripada 2008. Lalu, muatan yang diterbangkan ke luar negeri selama 2009 naik 9,48% menjadi 46.485 ton. Gabungan Forwarder, Logistik, dan Ekspedisi (Gafeksi) memperkirakan pasar kargo udara tahun ini akan lebih bergairah, karena membaiknya perekonomian global. "Indikasinya sudah tampak sejak awal 2010," kata Arman Yahya, Ketua Gafeksi Bandara Soekarno-Hatta.

Hingga kmi Garuda tetap memimpin pasar kargo udara domestik dengan penguasaan sebesar 45% (sumber data Angkasa Pura). Menurut Singgih Prawatyo, Senior Manager Marketing Business Development Garuda Indonesia, kini pelanggan Cargo Garuda Indonesia dapat memilih variasi produk-produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhannya. Go Product terdiri atas delapan macam produk yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yaitu GO Priority Speed, GO Priority heavy, GO Synergy, GO Select, GO General, GO Baggage, GO xpress dan GO Link.

Salah satu kekuatan produk Cargo Garuda Indonesia adalah jaringan yang baik dan luas, untuk domestik maupun internasional. Garuda telah bekerjasama dengan Korean Air, Malaysian Air dan China Airline. Di pasar intemasional Garuda menempati posisi kedua setelah Singapore Airline untuk pengiriman kargo dari dan ke Indonesia.

Kini pasar Asia Pasifik memang tumbuh positif. Potensi pasar luar negeri adalah pengiriman dengan tujuan Amerika, Korea, Hongkong dan Jepang. Mengembangkan pasar internasional, Garuda akan bekerja sama dengan GSSA (General Sales Service Agen) di China, Korea, Malaysia, Singapore, Australia, Eropa dan lain-lain.

Dalam mengantisipasi lonjakan muatan kargo dan meningkatkan ekspansi layanan kargo di Asia Tenggara, tahun ini Garuda akan mengonversi dua unit Boeing 737-400 dari pesawat penumpang menjadi pesawat khusus kargo, atau mengkombinasikan penumpang dan kargo. Dengan penambahan armada ini Garuda siap melebarkan pasar ke luar negeri, terutama di kawasan Asia Tenggara yang selama ini dikuasai Singapore Airlines dan Cathay Pacific. "Kami akan mencoba membawa kargo besar yang biasa mereka bawa," ujar Handi Syarif, Vice President Cargo Garuda Indonesia dalam Family Gathering 61st Garuda Indonesia Anniversary di Ancol, Jakarta Utara, Februari lalu.

Lebih jauh Garuda berani mematok target pendapatan dari kargo domestik dan internasional US$150 juta pada 2010 atau naik 25% dibanding tahun lalu. Patokan itu sesuai dengan penambahan jumlah pesawat berbadan lebar dan penambahan dua unit pesawat khusus kargo tahun ini. Maklum saja, volume kargo selama Januari 2010 naik signifikan hingga 70% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Tentunya, dengan armada baru ini, komitmen manajemen memberikan layanan terbaik tentu dapat dirasakan pelanggan tidak terkecuali kargo. Tambahan armada berdampak dengan semakin banyak space yang dapat ditawarkan kepada masyarakat, sehingga akan memudahkan pelanggan dalam memilih produk dan pelayanan.

Di samping produk-produk yang beragam, standarisasi merupakan salah satu perhatian utama guna menjamin keamanan, keselamatan dan kepuasan pelanggan. ISO 90012008 dan IOSA (IATA Operation Safety Audit) adalah standar intenasional yang diadopsi Cargo Garuda Indonesia. "Seiring rencana pengembangan ke depan, beberapa standarisasi internasional menjadi program kami pada tahun ini, baik dari pergudangan maupun sistem pendukungnya," ujar Singgih.

Standar manajemen mutu ISO berdampak positif terhadap kualitas pelayanan yang semakin baik dirasakan pelanggan. Ini akan mempertajam daya saing kargo Garuda. Pemantauan kualitas pelayanan kargo dilakukan pada semini titik layanan dan terus menerus. Melalui sistem manajemen yang berstandar internasional, kinerja keuangan kargo juga meningkat dengan kontribusi pemasukan sekitar 14% dari pendapatan Garuda.


Kesimpulan

Di pasar intemasional Garuda menempati posisi kedua setelah Singapore Airline untuk pengiriman kargo dari dan ke Indonesia. Dalam mengantisipasi lonjakan muatan kargo dan meningkatkan ekspansi layanan kargo di Asia Tenggara, tahun ini Garuda akan mengonversi dua unit Boeing 737-400 dari pesawat penumpang menjadi pesawat khusus kargo, atau mengkombinasikan penumpang dan kargo. Dengan penambahan armada ini Garuda siap melebarkan pasar ke luar negeri, terutama di kawasan Asia Tenggara yang selama ini dikuasai Singapore Airlines dan Cathay Pacific. Lebih jauh Garuda berani mematok target pendapatan dari kargo domestik dan internasional US$150 juta pada 2010 atau naik 25% dibanding tahun lalu. ISO 90012008 dan IOSA (IATA Operation Safety Audit) adalah standar intenasional yang diadopsi Cargo Garuda Indonesia. Beberapa standarisasi internasional menjadi program perencanaan Cargo Garuda baik dari pergudangan maupun sistem pendukungnya.


Sumber : http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Ln6Pk-I9TjIJ:bataviase.co.id/node/142442+iso+kargo+udara

GARUDA RAIH 2 SERTIFIKASI ISO 9001:2008

Tugas Mandiri Manajemen Mutu
Oleh :

ENGGON MILONDARI
S1 MTU BANDARA





GARUDA RAIH 2 SERTIFIKASI ISO 9001:2008



PT Garuda Indonesia (Garuda) menerima dua sertifikat ISO 9001:2008 untuk dua unit usahanya yaitu Strategic Business Unit (SBU) Garuda Cargo dan Strategic Business Unit (SBU) Garuda Sentra Medika masing-masing dari Verification New Zealand dan PT LLYOD'S Register Quality Assurance.

VP Corporate Communications Garuda, Pujobroto di Jakarta, Jumat, menjelaskan, kedua ISO 9001:2008 tersebut diterima oleh Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar dari Country Manager Verification New Zealand, Viktor Y. Santoso dan dari Direktur Utama PT. LLOYD'S Register Quality Assurance, Agusetijo Triabadi.

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan bahwa perolehan sertifikat ISO 9001:2008 ini akan mendukung pengembangan bisnis Garuda, khususnya dalam penyediaan layanan yang sesuai dengan tuntutan para pelanggan yang terus meningkat dan sejalan pula dengan program pengembangan perusahaan ke depan, Quantum Leap 2014.
Direktur Utama PT Lloyd`s Register Quality Assurance, Agusetijo Triabadi, mengatakan, perolehan sertifikat ini membuktikan bahwa Unit Cargo Garuda dan Garuda Sentra Medika telah mengimplementasikan Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2008 dengan baik. "Satu hal yang merupakan nilai tambah dalam penerapan standar ISO yaitu adanya proses perbaikan berkelanjutan sehingga kualitas layanan atau produk yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan," tambah Agusetijo.

Sementara itu, Country Manager Verification New Zealand Viktor Y. Santoso mengatakan bahwa ISO 9001:2008 ini merupakan standar internasional untuk Sistem Manajemen Kualitas yang menjamin bahwa Unit Cargo Garuda dan Unit Garuda Sentra Medika akan mengirim produk (barang/jasa) yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Cargo Garuda Indonesia merupakan "Strategic Business Unit" (SBU) Garuda Indonesia yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman barang baik untuk rute penerbangan domestik maupun penerbangan internasional dengan kapasitas pengiriman barang sebanyak 30 ton setiap hari.

Sementara itu, Garuda Sentra Medika (GSM) adalah unit bisnis yang melaksanakan pengelolaan fasilitas kesehatan dan pelayanan kesehatan baik untuk karyawan (beserta keluarganya) maupun untuk masyarakat.

Selain itu, Garuda Sentra Medika juga mengelola layanan khusus bidang kesehatan penerbangan lainnya seperti pemeliharaan kesehatan awak pesawat, evakuasi medik udara (medivac), pendampingan pasien dalam penerbangan (medical escorting) dan lain-lain.



sumber : www.infopenerbangan.com

Senin, 10 Mei 2010

Tugas Mandiri Manajemen Mutu

Nama : Nurvita Oktaviana
Nim : 234109052
Kelas : S1 MTU Bandara

PENERAPAN MUTU PADA PT ACS

Latar Belakang
Aerowisata Internasional adalah pelopor dalam pengembangan industri pariwisata Indonesia, khususnya di bidang jasa dan pelayanan yang berkaitan dengan industri pariwisata dan keramahtamahan. Hingga kini, perusahaan ini memiliki dan mengelola hotel dan resor: Sanur Beach Hotel di Bali, Senggigi Beach dan Pool Villa Club di Lombok, Grand Preanger di Bandung, Hotel Widodaren di Surabaya dan Hotel Irian Biak di Papua.
Untuk mendukung PT Garuda Indonesia, yang merupakan induk perusahaan, Aerowisata mengoperasikan berbagai divisi: Aerowisata Catering Service, Satriavi Leisure Management, Garuda Orient Holidays, General Sales Agent Aerojasa Perkasa dan Mandira Erajasa Wahana Transportations.
Untuk mendukung semua keperluan operasionalnya, ACS memiliki cabang di Jakarta, Denpasar, Surabaya, Medan, Batam, Makassar dan Balikpapan. Cabang-cabang ini mampu menyajikan 69.500 porsi makanan untuk 400 penerbangan dalam setiap setiap harinya.
ACS baru-baru ini juga mulai merambah bisnis baru yaitu dengan dibukanya Panini House “Italian Grill Sandwich”, yang menyediakan roti khas Italia berlokasi di fx Lifestyle X’nter Jakarta. Dari segi produk dan pelayanan ACS menyediakan beragam produk dan layanan berkualitas tinggi untuk kebutuhan in-flight service penerbangan domestik maupun internasional.

Profil Perusahaan
Selama lebih dari 30 tahun, ACS telah menyediakan layanan boga penerbangan berkualitas tinggi untuk Garuda Indonesia dan belasan perusahaan penerbangan lain, baik domestik maupun internasional. Berbagai penghargaan bergengsi serta telah dilengkapi dengan sertifikasi berstandar internasional ISO 22000 Food Safety Management yang terintegrasi antara HSE (Health and Safety Environment) dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) serta sertifikat Halal dari MUI.
Sebagai sebuah perusahaan besar, ACS didukung oleh jajaran manajemen profesional, divisi Quality Assurance yang kompeten, beragam produk dan layanan yang berkualitas, serta divisi Produksi dan Opersional yang handal dan terpercaya.
Untuk mendukung seluruh aktifitas layanan boga penerbangan, ACS menggunakan sistem komputer terintegrasi di semua divisi. Mulai dari In-flite Manager, AMOS (Airlines Meal Order Sheet) Online, AMOS Display, ACCPAC, hingga System GA dan SITA Telex yang berfungsi sebagai alat komunikasi kepada pelanggan. Dengan adanya sistem IT yang canggih seperti ini, maka seluruh proses dapat dimonitor dengan mudah, cepat, akurat, efektif dan efisien.
Aerowisata Catering Services (ACS) adalah perusahaan penyedia jasa boga penerbangan berstandar international yang berdiri dibawah bendera PT Aerowisata International (holding company). ACS mengawali bisnisnya di tahun 1973 sebagai penyedia jasa boga untuk penerbangan Garuda Indonesia. Kini ACS melayani 18 maskapai penerbangan domestic dan internasional termasuk Garuda Indonesia, Qantas, Cathay Pacific, SQ, Air China, Emirates, Saudi and Qatar, Selain itu juga melayani meals untuk pesawat charter, VVIP dan penerbangan khusus seperti Haji.
Standardidasi yang ketat dapat dibuktikan mulai dari pengiriman dan kualitas bahan baku, proses pengolahan makanan, kebersihan karyawan, pencatatan temperature sampai cara penyajian makanan dalam pesawat yang menggunakan suhu sesuai dengan HACCP. ACS juga meningkatkan standard ISO nya menjadi ISO 22000 Food Safety Management yang mencakup HSE (Health and Safety Environment) dan Food Safety HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) serta sertifikat Halal dari MUI.
Kini ACS selain memiliki tiga Strategic Business Units (SBU) yang beroperasi di kota-kota besar di Indonesia yaitu Layanan Boga Penerbangan (In-flight Catering), Layanan Boga Industri (Industrial Catering) dan Logistik Penerbangan (In-flight Logistics). Saat ini Industrial Catering sudah menangani 9 rumah sakit seperti RS Mayapada, RS Omni Alam Sutra, RS Siloam Karawaci, RS Siloam Cikarang, RS Dr. Sutomo dan RS Jember dan masih akan terus berkembang.

Visi dan Misi Aerowisata
Visi
“The most preferred Indonesian hospitality business group”.
MISI
Misi yang diemban PT Aerowisata di dalam mencapai visi bisnis terdiri atas 3 (tiga) pernyataan:
(1) “Menyediakan dan menawarkan solusi profesional untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan segmen-segmen hospitality yang profitable akan produk dan jasa yang berkualitas, inovatif dan berkesinambungan”.
(2) “Menjaga dan meningkatkan hubungan kepercayaan bisnis kepada seluruh segmen customer dan client Aerowisata” (“Maintain and develop trustee relationship to all business group client or customer segment”).
(3) “Memberikan nilai tambah dan hasil yang optimal kepada seluruh stakeholders” (“Deliver value added and optimal return to all stakeholders”).

Nilai-nilai Inti Korporasi
“Customer Comes First”
Seluruh nilai-nilai yang dibangun baik yang berkaitan dengan arah pengembangan atau pun strategi bisnis, aktivitas internal, frame work manajemen bisnis maupun corporate culture yang dibangun akan selalu berorientasi kepada kepentingan customer.
Nilai-nilai “Brand” Korporasi Aerowisata
Nilai-nilai Brand Aerowisata adalah :
1. Sincere, yaitu memberikan pelayanan yang tulus, dengan kehangatan, keterbukaan dan hormat
2. Impeccable, yaitu menjalankan pekerjaan dengan sempurna dan tanpa cacat dengan standar yang paling tinggi
3. Proactive, yaitu mendorong untuk mencari dan memberikan solusi sehingga pelayanan dapat melebihi ekspektasi
4. Imaginative, yaitu memberikan motivasi untuk berani mengambil risiko, tantangan, serta mengeksplorasi cara-cara baru untuk menggugah Stakeholders.

Catering Service
Aerowisata Catering Services (ACS) adalah perusahaan penyedia jasa boga penerbangan berstandar internasional yang berdiri dibawah bendera PT Aerowisata (holding company). ACS mengawali bisnisnya di tahun 1970an sebagai penyedia jasa boga untuk penerbangan Garuda Indonesia. Kini ACS melayani hampir semua penerbangan domestik, internasional, charter, VVIP dan penerbangan khusus seperti Haji.
Untuk mendukung semua keperluan operasionalnya, ACS membuka beberapa cabang di Jakarta, Denpasar, Surabaya, Medan, Batam, Makassar dan Balikpapan. Cabang-cabang ini mampu menyajikan 69.500 porsi makanan untuk 400 penerbangan dalam setiap setiap harinya, mulai dari masakan khas Indonesia, Chinese, Japanese, hingga masakan Eropa, Italia dan Amerika.
ACS hanya menggunakan sayuran, buah dan bahan makanan paling segar dan berkualitas tinggi dari dalam dan luar negri untuk diolah menjadi sajian nikmat nan sehat. Semua bahan makanan dan minuman yang diproses oleh para Chef Profesional kami berada dibawah pengawasan ketat dari divisi Quality Assurance. ACS juga menerapkan standard operating procedure (SOP) dari ISO 9001-2000 dan lulus berbagai sertifikasi internasional seperti HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) dan sertifikat Halal dari MUI.
Kini ACS memiliki tiga divisi Strategic Business Units (SBU) yang beroperasi di kota-kota besar di Indonesia. Ketiga SBU itu adalah: Layanan Boga Penerbangan (In-flight Catering), Layanan Boga Industri (Industrial Catering) dan Logistik Penerbangan (In-flight Logistics)
Profesional Management
Paduan sempurna dari para pribadi berkualitas dengan rancangan sistem pengolahan data tercanggih dan perencanaan matang, membuat ACS senantiasa berada dalam lingkup manajemen yang profesional dan berkelas. Untuk aktifitas keuangan dan akuntansi, ACS menggunakan perangkat lunak ACCPAC yang terbukti mampu mengontrol keakuratan informasi yang tepat waktu di setiap lini siklus aktifitas, mulai dari pemesanan barang, penerimaan barang, pengendalian stok pergudangan, penjualan, pergerakan inventaris, aset tak bergerak, uang kas, laporan perbankan, cashflow, hingga data-data keuangan lainnya yang selalu disajikan secara detil dan akurat setiap waktu dibutuhkan.
Pengendalian di bidang pengadaan barang dilakukan dengan aturan yang telah dibakukan dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Mulai dari pemilihan pemasok, kualifikasi mereka, hingga syarat-syarat administrasi lainnya. Pengendalian terhadap pendapatan perusahaan juga berjalan dengan sistematis lewat program AMOS (Airlines Meal Order Sheet) yang bertugas untuk mencatat semua order yang dilakukan oleh pelanggan, mulai dari waktu pemesanan, jumlah pemesanan awal, pemesanan tambahan, hingga pemesanan akhir.
Setiap transaksi pembayaran pihak ketiga dan penerimaan pembayaran tagihan dari pelanggan dilakukan lewat bliyet Giro dan transfer bank. Transaksi tunai hanya untuk operasional yang bersifat mendesak dengan menggunakan dana kas kecil (petty cash). Setiap pengeluaran uang untuk mendanai operasional keuangan harus sepengetahuan manajemen cabang dan sesuai dengan otorisasi yang diberikan Direksi perusahaan yang dalam hal ini diwakili oleh Manajer Keuangan (Finance Manager) dan Pimpinan Cabang (General Manager). Auditing internal dan eksternal dilakukan secara berkala untuk memastikan sistem akuntansi dan keuangan berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Quality Assurance
ACS hanya menggunakan bahan yang paling segar dengan mutu terbaik untuk untuk menciptakan berbagai hidangan berkualitas tinggi yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Seluruh proses pembuatan makanan bagi penerbangan ini dilakukan dengan pengawasan ketat dari Divisi Jaminan Mutu (Quality Assurance), sehingga kebersihan, kesehatan, dan kualitasnya terjamin dan layak konsumsi sesuai dengan ketentuan standar keamanan makanan internasional.
ACS juga memiliki prosedur operasi standar yang sangat ketat sesuai dengan ketentuan ISO 9001-2000 yang mencakup pula sertifikasi HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points). Sedangkan untuk menjamin kehalalannya, ACS memiliki sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Penghargaan dan Sertifikasi Reputasi ACS sebagai sebuah perusahaan yang menagedepankan produk serta layanan terbaik dapat terlihat dari banyaknya penghargaan serta sertifikasi yang kami peroleh dari berbagai institusi baik dalam maupun luar negeri, seperti:
 ISO 9001:2000
 Hazard Analysis Critical Control Point HACCP
 Member of IFCA (International Flight Catering Association)
 Member of IFSA (In flight Food Service Association)
 Kosher Certification from the Majelis Ulama Indonesia
 Ramp Incident Free
 Japan Airlines
 Award of Supplier Assessment Program - Qantas Airways
 Certificate of Appreciation Excellent Service for Saudia Airlines
 Golden Award from Saudia Airlines
 Adikarya Wisata, DKI Jakarta
 Appreciation of the Outstanding Service to Qantas Airways
 Recognition of Service & Support, China Southern Airlines (CZ)
 Recognition of Successful Support, Saudia Airlines
 Food Safe Plus, from Australian Institute of Environmental Health
 Zero Accident Award: Digital Integration from In-flight Manager
Catering Software System

Operational
ACS memiliki divisi operasional yang menopang semua kegiatan pendukung untuk keperluan pelayanan penerbangan. Silahkan klik icon-icon dibawah ini untuk keterangan lebih lengkap.
A. Bonded Store
Bonded Store adalah fasilitas yang dimiliki oleh ACS untuk mengeloa dan menyimpan barang-barang milik airlines. Barang-barang yang dimaksud adalah barang-barang lokal yang berada dalam pengawasan Bea & Cukai serta barang-barang impor yang mendapat fasilitas bebas pajak/bea & cukai milik airline yang bekerja-sama dengan ACS untuk menangani proses penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, penggunaan dan pelaporan rutin atas barang-barang tersebut.
B. Penanganan Peralatan Airlines
ACS juga menyediakan fasilitas untuk menangani semua kebutuhan perlengkapan penerbangan, mulai dari menyeleksi perlengkapan makan yang telah melalui proses pencucian, penataan perlengkapan sesuai dengan kelas yang terdapat pada masing-masing penerbangan, penetapan jenis makanan yang telah dipesan oleh airlines via Load Order Sheet (LOS) atau Airline Catering Manual yang sesuai dengan konfigurasi tempat duduk masing-masing pesawat.
C. Dishwashing
Fasilitas Diswashing yang disediakan oleh ACS meliputi pengeluaran dan pemisahan perlengkapan makan, pencucian tersupervisi dengan menggunakan produk pembersih khusus dan temperatur tidak kurang dari 82°C di dalam mesin cuci modern serta penempatan perlengkapan makan di dalam keranjang yang sudah dilapisi dengan plastik untuk menghindari kontaminasi debu dan kotoran serta penyerahan kembali perlengkapan makan kepada airlines yang bersangkutan.
D. Laundry & Pelayanan Kabin
ACS memenuhi semua kebutuhan pencucian linen untuk airlines, mulai dari selimut, serbet, linen tray mat, sampai dengan face dan hand towel yang per harinya bisa mencapai lebih dari 2 ton. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan pencucian untuk semua item kabin seperti earphone, bantal, sarung bantal, penutup sandaran kursi, selimut dan penyediaan pernak-pernik kabin seperti kartu instruksi keselamatan, majalah penerbangan, head-set elektrik, Gallery items (paper kitchen roll, sarung tangan, dll) serta toilet article (tissue, airsicness bag, toilet roll, dll).
E. Pengiriman dan Transportasi
Untuk setiap pengiriman dan pengambilan makanan atau perlengkapan, ACS mengerahkan puluhan kendaraan khusus yang didesain untuk mengangkut jenis muatan tersebut. Tidak kurang dari 51 kendaraan hi-lift truck dan 53 unit mobil van siap untuk melayani para airlines yang bekerja sama dengan ACS. Kendaraan-kendaraan yang selalu dalam kondisi prima ini beroperasi selama 24 jam, 7 hari seminggu sesuai dengan kebutuhan airlines yang menggunakan jasanya.
F. Function
Fasilitas Function yang dimiliki oleh ACS menawarkan jasa boga diluar kebutuhan penerbangan, namun masih berfungsi sebagai penunjang pelayanan untuk kegiatan yang berhubungan dengan airlines. Mulai dari kebutuhan jasa boga untuk rapat, upacara, perayaan, hingga pelayanan di ruang tuggu keberangkatan bilamana terjadi keterlambatan penerbangan, dll.
G. Airport VIP Lounge
Airport VIP/Executive Lounge yang dikelola oleh ACS yang bisa Anda temui di terminal-terminal keberangkatan domestik ini menyediakan beragam pelayanan seperti telepon, TV, Internet, komputer, pijat refleksi, majalah & koran berbahasa Indonesia dan Inggris, ruang merokok, rest room dan berbagai jenis makanan dan minuman hangat, irisan buah segar, sandwich, kacang-kacangan, aneka jus, beragam minuman ringan, bir, dll.
Klien Kami
Aerowisata menangani penerbangan domestik dan penerbangan asing.
Penerbangan Domestik :
Airfast Indonesia, Batavia Air, Bouraq Indonesia, Caitlin, Indonesia Air Transport, Garuda Indonesia, Star Air, Kal Star, Transwisata, VVIP, Presidential Flight
Penerbangan Asing :
Air China , Asiana Airlines, Air Paradise, Australian Airlines, Australian Air, Force, Cathay Pacific, China Airlines, China Southern Airlines, Domodedovo, Emirates, Eva Air, Far Eastern, Gulf Air, Japan Airlines, Korean Air, Kuwait Airways, Malaysia Airlines, Philippine Airlines, Polar Air Cargo, Qantas Airways, Qatar Airways, Royal Brunei Airlines, Silk Air, Saudia Arabian Airlines, Singapore Airlines, Thai International Airways, V V I P Presidential Flight

Cabang Aerowisata di Indonesia
1. Soekarno Hatta International Airport JAKARTA
Setiap hari, sekitar 150 penerbangan yang berangkat dari Bandara Soekarno Hatta membawa 30.000 meals yang disediakan ACS Jakarta untuk kebutuhan para penumpang dan awak pesawat. Melayani 20 penerbangan asing dan 8 penerbangan domestik termasuk Garuda Indonesia, keberhasilan ACS dalam memenuhi permintaan dan kebutuhan pelanggannya tak lepas dari komitmen penuh 1400 karyawan, 31 truk pengangkut makanan dan 28 van dalam memproses, mengantarkan dan menyajikan makanan lezat dengan mutu terbaik. Penerapan ISO 22000 yang berintegrasi food safety dengan HACCP dan sertifikat halal dari MUI menjamin higienitas, kualitas, dan syarat halal dari setiap makanan yang disajikan. Sejarah ACS diawali pada tahun 1970 dan melalui beberapa kali pergantian nama dan basis operasional hingga menjadi seperti sekarang dengan nama Aerowisata Catering Service (ACS) dengan pusat kegiatan operasional di Bandara Soekarno-Hatta. Kini selain in-flight catering, ACS juga melayani outside catering untuk acara-acara airlines serta service on ground bilamana terjadi keterlambatan jadwal penerbangan. Unit usaha ACS Jakarta pun berkembang tak hanya untuk In-flight Catering tetapi juga merambah ke In-flight Logistic yang sekarang telah menyediakan kebutuhan logistik bagi Garuda Indonesia dan ke Industrial Catering yang melayani kebutuhan catering dan kantin karyawan industri pertambangan dan pengeboran minyak, dan beberapa rumah sakit bertaraf International
2. Ngurah Rai International Airport DENPASAR - Bali
Diawali dengan 1 (satu) unit mobil hi-lift truck merk Dogde dengan kapasitas produksi 500 meals per hari pada tahun 1975, ACS Denpasar di tahun 2008 berkembang menjadi penyedia jasa catering yang melayani 15 maskapai luar dan domestik dan menyajikan sekitar 15.000 meals untuk para penumpang dan awak pesawat. Tak terlalu jauh dari Bandara Ngurah Rai, gedung ACS Denpasar berdiri dan dilengkapi dengan fasilitas dan perlengkapan modern. Dukungan penuh dari SDM yang handal dan berpengalaman serta penerapan Airline Catering Software System yang canggih menjadi bagian vital tak terpisahkan dari seluruh rangkaian operasional ACS Denpasar. Kualitas terbaik tercermin dari keseluruhan proses produksi yang mengikuti standard ISO 9001 versi 2000 dan HACCP serta adanya sertifikasi HALAL FOOD dari MUI. ACS Denpasar memberikan pelayanan terbaik kepada customer dengan menyediakan fasilitas CIP Lounge, lengkap dengan telepon, bahan bacaan, snack dan minuman bagi penumpang Business Class dan Card Member di keberangkatan domestik Bandara Ngurah Rai.
3. Ir. H. Juanda International Airport Surabaya
Kepercayaan merupakan hal yang benar-benar kami jaga dengan baik. Terbukti dari permulaan 50 personil dan 600 meals produksi per hari untuk Garuda Indonesia di tahun 1991, hanya dalam kurun waktu 4 tahun saja ACS Surabaya bisa beroperasi di gedung baru yang memiliki kapasitas produksi hingga 19.000 meals per hari. Pada tahun 2000 kami juga mendapat kepercayaan mengelola Garuda Executive Lounge dan pelayanan Catering Haji untuk pesawat Saudi Arabia. Motto “kami memberikan service yang berkualitas kepada Airlines yang berkualitas” merupakan komitmen yang bermuara pada kepuasan yang akhirnya menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap ACS Surabaya. Agar citarasa yang dihasilkan menjadi baik dan pelanggan kami puas, proses pembuatan makanan melewati kontrol mutu yang ketat, berpedoman pada ISO 9000-2000 dan ketentuan standart keamanan makanan internasional (HACCP) sehingga makanan aman dan halal untuk dikonsumsi. Kini 5 airlines domestik dan 4 airlines international serta penerbangan VVIP atau penerbangan kepresidenan RI 5000
4. Polonia International Airport MEDAN
Medan merupakan satu-satunya perusahaan jasa boga penerbangan di Bandara Internasional Polonia Medan yang dilengkapi dengan fasilitas modern dan telah memenuhi standar catering international. Dipenuhinya standar tersebut dapat dilihat dari aspek cita rasa di mana hidangan yang disajikan memiliki rasa asli karena diolah oleh koki ahli dan berpengalaman mengolah menu internasional, menu khas nusantara hingga menu makanan diet. Sementara itu bagian Quality Assurance menjamin mutu dan kelayakan konsumsi makanan menurut standar keamanan makanan Internasional. Pelayanan cepat dan tepat waktu juga merupakan keunggulan dari ACS yang membuat perusahaan penerbangan domestik, TNI AU, penerbangan Charter Umum dan Kepresidenan, serta penerbangan VVIP lainnya memercayakan konsumsi sebanyak 2000 porsi perhari untuk penumpang dan awak yang berangkat dari Bandara Polonia Medan. Kemitraan dengan beberapa perusahaan jasa boga lokal juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 3500 porsi perhari pada penerbangan Haji yang berangkat dari Embarkasi Nanggroe Aceh Darussalam, tentunya setelah melalui berbagai seleksi ketat untuk menjamin kualitas makanan yang setara dengan standar ACS. Di luar catering penerbangan, ACS melayani pula catering umum untuk pesta, pernikahan, rapat, dll. Khusus di Medan, ACS menangani jasa pembersihan pesawat udara, di antaranya Garuda Indonesia, Star Air, Jatayu Airlines, China Airlines dan lainnya.
5. Sepinggan International Airport BALIKPAPAN
Mulai beroperasi sejak Juli 1997, unit kelima dari ACS ini didukung oleh 39 karyawan dengan produksi rata-rata 700 porsi meals per hari, yang terdiri dari hot refreshment, snack, makan siang dan makan malam untuk penumpang dan awak pesawat yang berangkat dari Bandara Sepinggan Balikpapan

Kesimpulan
Suatu sistem manajemen mutu yang berstandar internasional dan mengikuti perkembangannya untuk diterapkan di seluruh tingkatan kegiatan pada Aerowisata. Standardidasi yang ketat dapat dibuktikan mulai dari pengiriman dan kualitas bahan baku, proses pengolahan makanan, kebersihan karyawan, pencatatan temperature sampai cara penyajian makanan dalam pesawat yang menggunakan suhu sesuai dengan HACCP. ACS juga meningkatkan standard ISO nya menjadi ISO 22000 Food Safety Management yang mencakup HSE (Health and Safety Environment) dan Food Safety HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) serta sertifikat Halal dari MUI.
Manfaat penerapan ISO 9001:2000 adalah :
a. Meningkatkan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan dan karyawan.
b. Pengendalian manajemen lebih baik.
c Menambah distribusi yang efisien dan perawatan yang mudah
d. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
e. Perkembangan udaha perusahaan

Daftar Pustaka
1. ISO 9001:2000/SNI 19-9001-2001
2. Internet www.docstoc.com. SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 : 2000, Dr.Ir.H Dede Setiadi
3. www.iso.org
4. ISO 22000 sistem manajemen keselamatan makanan
5. ISO 19011: Pedoman Audit Sistem Manajemen Mutu dan Lingkungan

APLIKASI STANDAR MANAJEMEN MUTU DI DUNIA PENERBANGAN

oleh:
  1. RATNA SUMINAR
  2. ANGGI AVIANICA PUTRI
  3. DEVI JULIANTY
  4. ANDI SEPTIANT
  5. GINANJAR RANA ANDIKA
  6. REZA RIZQI RAMADHAN
  7. M. RIZQI RAMADHAN

Dunia Penerbangan merupakan dunia yang sangat sarat atas peraturan – peraturan keselamatan dalam operasionalnya. Penerbangan yang akhir – akhir ini diramaikan dengan adanya kebijakan Low Cost Carrier dilanjutkan pula dengan berkembangany maskapai penerbangan dengan menganutpaham sesuai dengan kebijakan Low Cost Carrier.

Pemerintah memfokuskan perhatian tentang dunia penerbangan ini dengan adanya lembaga yang mengatur perhubungan udara, mulai dari hal yang kecil sekalipun hingga yang benar – benar berhubungan dengan operasi penerbangan.

Standart operasi penerbangan di Indonesia diatur dengan standart penerbangan internatioanal dan juga peraturan – peraturan pemerintah Indonesia. Beberapa dari Airlines Indonesia telah membakukan tentang standart pelayanan penerbangan dalam bentuk ISO misalnya Maskapai penerbangan Garuda Indonesia Airlines yaitu ISO…

Namun bukan berarti maskapai penerbangan di Indonesia yang belum membakukan standart pelayanannya dalam bentuk ISO tidak memiliki standart pelayanan, namun standart pelayanan berdasarkan peraturan Pemeritah atau sesuai dengan standart International.

Peraturan – peraturan penerbangan di Indonesia dikemas dalam satu peraturan dasar dengan standar international dengan sebutan CASR (Civil Aviation Sefety Regulation). Peraturan ini mengatur seluruh kegiatan operasi penerbangan menurut standar keselamatan penerbangan.

Dalam hal ini akan diangkat 4 peraturan keselamatan penerbangan sipil antara lain tentang :

  1. CASR 154 Km. 17 tahun 2006 : Approved Maintenance Organization

Menerangkan dan mengatur tentang Identitas pesawat yang kan digunakan oleh suatu Negara yang telah keluar dari pabrik pembuatan. Identoitas pesawat ini merupakan standar wajib dimiliki oleh pesawat dan bisa disebut juga sebagai “Aircraft Airworthiness” . Dalam dokumen yang disahkan oleh Menteri perhubungan Negara yang memakai berdasarkan spesifikasi pabrik pembuat terdapat beberapa identitas pesawat, antara lain : Perawatan pesawat (Preventive Maintenance), Alteration (perubahan yang mungkin terjadi pada pesawat), Airframe (bahan pembuat body pesawat), Engine (Mesin pesawat yang digunakan), dan Applience (perangkat pesawat yang ada). Namun didalamnya juga terdapat spesifikasi pesawat yang lain misalnya MTOW (Maximum Take Of Weight) dan ZTOW (Zero Take Of Weight). Hal ini merupakan salah satu standar operasi sebuah pesawat sehingga pengguna/ maskapai dapat menhandling pesawat dengan benar sesuai peraturan keselamatan penerbangan.

  1. CASR 47 Km. 49 2009 : “ Aircraft Regristration”

Persyaratan standar selanjutnya yang harus dipenuhi adalah mendaftarkan pesawat “Aircraft Regristration “. Pendaftaran ini dimaksudnya member nama kepada pesawat yang akan digunakan. Aircraft Registration merupakan suatu sertifikat atau dokumen yang disahkan oleh menteri perhubungan Negara yang akan menggunakan pesawat tersebut. Pada Aircraft Registration ini terdapat beberapa komponen antara lain, Nomor Sertifikat Pesawat, Negara dan Registration mark secara International, nomor seri, Nama pemilik pesawat, alamat pemilik, nama lembaga yang mengoperasikan apabila pesawat tersebut dioperasikan oleh pihak kedua, alamat operator, tanggal pembuatan sertifikat, dan tipe pengoperasian pesawat tersebut (komersil, militer atau pertanian.

Sertifikasi ini berlaku selama 3 (tiga) tahun dan selanjutnya akan diperpanjang. Sertifikasi ini juga dimaksudkan untuk mengetahui daftar pesawat yang beropersasi dinegara tersebut, mengetahui juga kepentingan pesawat tersebut dioperasikan. Hal ini uga menjaga kselamatan penerbangan dan keamanannya, mempermudah dalam memandu dalam perjalanan dan penyelamatan.

  1. Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Indonesia Nomor : 170 Km. 14 th. 2009 : “Peraturan Lalu Lintas Udara”

Peraturan ini lebih pada pemanduan pesawat udara pada saat in – Flight, peratuan – peraturan pembagian wialyah pelayanan, peraturan pemanduan pesawat udara dan keselamatan penerbangan di udara dan didaratan. Peraturan ini juga memiliki tujuan antara lain :

- Mencegah tabrakan antar pesawat udara;

- Mencegah tabrakan antar pesawat udara diarea pergerakan dengan rintangan diarea tersebut;

- Mempercepat dan mempertahankan pergerakan pesawat udara;

- Memberi saran dan informasi yang berguna untuk keselamayan dan efisiensi dalm pengaturan pesawat udara;

- Memberitahukan kepada organisasi yang berwanang dalam pencarian pesawat yang memerlukan pencarian dan pertolongan sesuai dengan organisasi yang dipersyaratkan.

Peraturan – peraturan tersebut dibuat diutamakan untuk keselamatan penerbangan utamanya.

  1. CASR 67 Km. 75 th. 2000 : “Standar Kesehatan dan Sertifikasi”

Peraturan ini lebih pada pelaksana atau personil didunia penerbangan (pilot, pramugari, pramugara, petugas ground handling). Peraturan Ini mengatur tentang kesehatan personil dunia penerbangan karena dianggap hal penting. Segala peratuan yang telah dibuat dengan sangat ketat akan sia aia atau tidak berguna apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia/ personil yang tidak baik. Peraturan ini difokuskan pada kesehatan (seleruh kesehatan badan) baik jasmani maupun rohani.

Hal tersebut diatas adalah beberapa peraturan yang sebenarnya masih banyak lagi peraturan – peraturan yang mengatur tentang standar keselamatan dan keamanan penerbangan. Apabila terdapat maskapai penerbangan di Indonesia masih belum mebakukan standar operasi penerbangannya, Pemerintah telah membakukan peraturan operasi penerbangan dalam bentuk peraturan – peraturan yang harus di terapkan disetiap maskapai penerbangan Indonesia.



Tugas Servqual Teknik Bandar Udara

Anggota kelompok:
1. Ratna Suminar
2. Devi Julianty
3. Anggi Avianica Putri
4. Rezha Rizqi Romadhon
5. Maya Kariza Anindra
6. Aditya Praduta
7. Nurvita Oktavianty
8. Andi Septiant


Kuisioner:

Hasil Penghitungan:

Diagram:
Kesimpulan:

Kuadran I :

Terdapat pertanyaan kuisioner 14. 5, 3, 1 artinya dalam pertanyaan dan pernyataan tersebut terdapat komponen kegiatan perusahaan yang sudah dikonsep dan dikerjakan secara maksimal (harapan tinggi dan kinerja tinggi) dapat diartikan perusahaan tersebut telah melakukan pekerjaan secara optimal

Kuadran II :
Terdapat pertanyaan kuisioner 6 & 2 artinya dalam pertanyaan dan pernyataan tersebut terdapat komponen kegiatan perusahaan yang telah direncanakan namun belum diaplikasikan dengan optimal sehingga perlu adanya evaluasi kegiatan/ aplikasi rencana.

Kuadran III :
Terdapat pertanyaan kuisioner 9, 4, 12, 11,16 artinya dalam pertanyaan dan pernytaan tersebut terdapat komponen perusahaan yang telah dikonsep namun sebenarnya tidak terlalu dijadikan prioritas sehingga bisa diartikan terdapat ketidak efektifan

KUADRAN IV:

Terdapat pertanyaan kuisioner 7, 8, 13, 15 artinya dalam pertanyaan dan pernyataan tersebut terdapat komponen perusahaan yang telah dikonsep namun pada dasarnya merupakan komponen yang biasa namun di laksanakan dengan sangat maksimal dan bisa diartikan bahwa terjadi ketidak efektifan alokasi atau penggunaan dana dalam melaksanakan komponen tersebut

Sabtu, 08 Mei 2010

Tugas MUTU, Fabian

NAMA : FABIAN AGFAR

NIM : 2431 09 077

Pentingnya Penerapan Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Manajemen ISO 9000 untuk Peningkatan Kualitas dan Produktivitas pada SISTEM TRANSPORTASI UDARA DI INDONESIA

Pendahuluan

Dewasa ini, ISO 9000 dan Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) atau yang sering disebut dengan TQM banyak menjadi bahan pembicaraan di kalangan industri dan dalam perdagangan, kedua sistem ini diyakini dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar bagi perusahaan.

Walaupun diyakini demikian, masih banyak perusahaan, terutama di Indonesia masih belum mengerti tentang sistem manajemen ISO 9000 dan TQM, juga belum dapat mengerti bagaimana kedua sistem tersebut dapat meningkatkan mutu dan produktivitas perusahaan. Akibatnya banyak perusahaan yang tidak berminat untuk menerapkan TQM dan sistem manajemen kualitas ISO 9000 tersebut, karena merasa tidak perlu dan malah merepotkan dan banyak mengeluarkan biaya.

Dewasa ini, di Indonesia sudah mulai banyak perusahaan yang menyadari perlunya sertifikasi ISO 9000, tetapi hanya sebatas kesadaran untuk memiliki sertifikasinya untuk memperoleh keunggulan dalam pemasaran, tetapi masih belum sadar bahwa manfaat lain yang lebih penting dari keunggulan dalam pemasaran. Dengan demikian, seringkali perusahaan menerapkan sistem manajemen kualitas ISO 9000 tidak dengan baik.

Berikut ini akan dibahas mengenai peningkatan produktivitas yang dapat diperoleh oleh perusahaan di bidang transportasi udara dengan menerapkan sistem manajemen kualitas ISO 9000 dan manajemen mutu terpadu.

Kondisi Terkini, Tantangan dan Peluang di Masa Depan


Information ini secara umum memberikan gambaran tentang timbulnya berbagai kecenderungan yang terjadi di dunia penerbangan, yang menuntut konsekuensi keselarasan / harmonisasi pada berbagai industri penerbangan (aviation industries) terkait; sekaligus mengajak berbagai pihak terkait untuk ikut berperan serta dan bersinergi dalam pembangunan transportasi udara di Indonesia, sesuai kompetensi dan ruang lingkup bisnisnya.

Era pertumbuhan ekonomi dunia saat ini telah semakin mengglobal; disadari atau tidak, globalisasi telah menjadikan dunia ini menjadi terintegrasi dalam suatu rantai nilai produksi global yang menuntut mobilitas orang maupun barang dengan sangat cepat.
Pertumbuhan ekonomi global telah pula mendorong dunia untuk melakukan perubahan yang besar. Teknologi juga memberikan kontribusinya yang sangat besar dalam mendorong terjadinya perubahan besar ini; sehingga akan lebih mengakibatkan batas-batas wilayah antar negara menjadi semakin maya; dan dimensi ruang serta waktu yang semula merupakan kendala, menjadi lebih dapat diatasi.

Mobilitas global telah membentuk suatu tata-kerja internasional yang tentu saja menuntut konsekuensi adanya sistem dan persyaratan-persyaratan harmonisasinya, serta prosedur standard yang berlaku universal; mobilitas global ini merupakan pemicu dari meningkatnya peran strategis transportasi udara dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Secara garis besar, dinamika dunia dari sisi transportasi udara ditandai oleh tiga kecenderungan (trends); yaitu (1) Liberalisasi, (2) Kemajuan teknologi, dan (3) Peningkatan kompleksitas tata manajemen bandara, terkait dengan issue efisiensi dan keamanan.



A. KECENDERUNGAN DI DUNIA PENERBANGAN DAN TANTANGANNYA

Mendesaknya liberalisasi di dunia penerbangan (transportasi udara) ditandai dengan adanya berbagai indikasi, antara lain :


◊ Open sky policy;


Ini pada awalnya digulirkan oleh Amerika Serikat dalam kompetisinya menghadapi Eropa; namun di dalam perjalanannya, ternyata negara-negara di Eropa, khususnya Eropa Barat, sepakat untuk menjadi satu uni Eropa yang bersatu (European Union).

Pada berbagai negara, open sky policy ini dapat mempunyai arti dan bias diartikan berbeda; dengan demikian, cara menyikapinyapun akan berbeda pula. Negara-negara dengan ruang udara yang luas seperti halnya Indonesia, tentu akan sangat berbeda dengan Singapore dalam mengartikan open sky policy, serta cara menyikapinya. Namun demikian, beberapa hal penting yang patut dilakukan adalah bahwa (1) open sky policy, baik dari sisi bilateral ataupun multilateral, harus dilihat dari kaca-mata national interest, dan (2) dipenuhinya tuntutan standardisasi yang berlaku secara internasional, serta harmonisasinya.

◊ Meningkatnya kerjasama korporasi (aliansi)


Semakin meningkatnya kerjasama internasional dalam bentuk korporasi (aliansi) ini semata-mata dilakukan untuk mengejar efisiensi cost dan efektivitas operasi. Contoh: rute hub-spoke versus point-to-point, penerbangan low cost carrier, dan masih banyak lagi, yang semuanya itu akan menuntut pola manajemen yang efisien, tidak saja dari sisi operator penerbangan (airlines), namun juga dari sisi manajemen bandar udara, dan seluruh industri penerbangan (aviation industries) terkait.




◊ Airport sebagai centre of economic;


Airport tidak saja sebagai tempat berangkat dan mendaratnya pesawat, naik turunnya penumpang, barang (kargo) dan pos, namun airport telah menjadi suatu kawasan yang begitu penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah di sekitar; karena itu penataan ruang dan kawasan menjadi sangat penting bagi daerah-daerah otonomi. Kemajuan teknologi penerbangan ditandai dengan dua indikasi utama, yaitu pola bisnis airlines & airport, serta issue lingkungan.



◊ Pola bisnis airlines & airport;


Dewasa ini telah diproduksi dan dipasarkan berbagai pesawat udara berbadan lebar dengan tingkat efisiensi operasi yang tinggi (terbang lebih cepat
dan lebih ekonomis). Pesawat-pesawat tersebut mampu terbang jauh (long haul) tanpa harus berhenti untuk mengisi / menambah bahan bahar, hingga mendarat di bandara tujuan. Hal ini perlu dicermati dan diantisipasi, agar Indonesia tidak selamanya menjadi “hinterland” bagi negara lain (tetangga). Namun demikian, hal ini tentu menuntut timbulnya konsekuensi lain seperti ketersediaan infrastruktur yang (lebih)
memadai, kesiapan human resource (SDM) dan lain sebagainya.



◊ Issue lingkungan;


Dari tahun ke tahun, aspek lingkungan hidup tetap menjadi topik pembicaraan yang hangat, baik di pertemuan – pertemuan regional maupun internasional. Issue pencemaran lingkungan karena gas buang ataupun niose, telah mendorong negara-negara maju untuk menyusun dan menerbitkan regulasi dengan persyaratan yang sangat ketat; salah satu konsekuensinya adalah “dimusiumkannya” pesawat concorde beberapa waktu lalu. Pada sisi yang lain, tuntutan terhadap bandara untuk memenuhi keselarasan tata ruang menjadi demikian mendesak; penyusunan noise contour dan standardisasi terhadap noise limitation, merupakan aspek yang tidak bias diabaikan dalam pembangunan Bandar udara. Indonesia telah menempuh langkah-langkah yang konkret dalam mewujudkan standardisasi ini melalui bentuk kawasan kebisingan di lingkungan bandar udara; namun standard kebisingan ini belum sampai kepada pembatasan kebisingan terhadap pesawat udara itu sendiri.

Meningkatnya kompleksitas tata manajemen bandara membuat peran bandara sebagai front input dari suatu rantai nilai transportasi udara, dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun manusia yang aman, efektif, dan efisien sesuai standard yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu sangat dituntut adanya kebijakan umum yang sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara yang paling efisien dan aman dalam pengelolaan barang dan manusia.



B. INDONESIA DALAM PENCAPAIAN STANDARD TUNTUTAN INTERNASIONAL



1 Tuntutan (requirement) terhadap standard internasional penyelenggaraan transportasi udara, mencakup tiga hal :

a. peningkatan efisiensi

b. menekan biaya-biaya

c. tetap mempertahankan safety.



2 Untuk mencapai / memenuhi requirement internasional tersebut, pemerintah, operator penerbangan (airlines), penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan (ANSPs), dan manajemen bandar udara bersinergi dan sepakat untuk :

a. mengimplementasikan teknologi, dan pemenuhan harmonisasinya,

b. mencapai kesetaraan kapasitas sumber daya manusia, dan

c. memenuhi kesetaraan prosedur.



3 Dari aspek pengelolaan ruang udara dan pelayanan navigasi penerbangan, manajemen bandar udara, serta manajemen angkutan udara, tuntutan (requirement) dimaksud masih jauh dari pencapaiannya. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka Break-down of Separation (BOS) yang mencapai 4 kali (tercatat di sistem Makassar Advanced Air Traffic Control System, MAATS, sampai dengan Agustus 2006), dan Break-down of Communication (BOC) yang mencapai 42 kali dalam kurun waktu yang sama. Ini belum terhitung angka-angka incident dan accident yang terjadi, serta belum termasuk yang tercatat pada system Jakarta Automated Air Traffic Control System, JAATS.



C. TRANSPORTASI UDARA DAN TANGGUNG JAWAB ENTITAS AVIATION INDUSTRIES

Penyelenggaraan transportasi udara meliputi berbagai aspek dan melibatkan berbagai entitas; Pemerintah, aviation industries, Perguruan Tinggi, lembagalembaga penelitian dan pengkajian teknologi, serta lembaga-lembaga keuangan. Adalah wajar jika seluruh entitas terkait dimaksud ikut berperan serta, dan bertanggung jawab sesuai peran masing - masing, dalam mewujudkan terselenggaranya transportasi udara yang efisien, sehingga kompetitif dan terjangkau oleh daya beli masyarakat, namun tetap tidak mengorbankan nilai safety.